Recent Posts

Banner 468x60

Thursday, July 26, 2012

5 Aksi Hari Suwandi di Jakarta

Jakarta Kisah Hari Suwandi (44) berakhir dramatis. Sebulan lalu, simpati mengalir kepadanya karena nekat berjalan kaki 25 hari dari Porong ke Jakarta, untuk menuntut keadilan karena usahanya di Sidoarjo tergerus lumpur Lapindo.

Tiba di Jakarta, dia tak lupa beraksi di DPR, Istana dan Wisma Bakrie. Namun sekarang Hari Suwandi mengungkapkan penyesalannya atas semua aksi itu. Dia juga mohon maaf kepada Aburizal Bakrie dan percaya Bakrie berhasil mengatasi masalah lumpur di kampung halamannya yang akan dia tinggalkan untuk merantau.

Inilah 5 aksi Hari Suwandi selama di Jakarta:
http://news.detik.com/read/2012/07/26/151739/1975700/10/5-aksi-hari-suwandi-di-jakarta?991101mainnews

Tiba di Jakarta

Perjuangan Hari Suwandi memperjuangkan keadilan di Jakarta diawali dengan mandi lumpur di tanggul lumpur titik 21, Porong, Sidoarjo, pada 10 Juni 2012. Setelah ritual itu, Hari bersama sekitar 80 warga korban lumpur lainnya mengelilingi sebuah tumpeng. Mereka khusyuk berdoa, agar perjalanan mereka ke Jakarta berjalan lancar dan selamat sampai di Jakarta.

Pada Kamis 14 Juni, dia berangkat ke Jakarta dikawal Harsowiyono alias Kopral (42) dengan motor. Kedua orang ini berangkat dari titik depan pos pantau BPLS Desa Siring, Porong Sidoarjo. Hari berjalan kaki selama 25 hari dan tiba di Kantor Kontras di Jl Borobudur, Minggu 8 Juli 2012, setelah menghabiskan 8 sandal jepit.

"Saat saya bertemu dengan elemen masyarakat, mereka kebanyakan terkejut. Karena mereka berpikir sebelumnya, bahwa permasalahan mengenai penanganan lumpur Lapindo ini sudah diselesaikan," tuturnya

Bertandang ke DPR

Pada Selasa 10 Juli, warga Desa Kedung Bendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jatim, itu bertandang ke DPR. Hari Suwandi ditemui Wakil Ketua DPR Pramono Anung, anggota Komisi V DPR Sadarestuwati dan Sudewo. Usai bertemu anggota DPR, Hari diberi beberapa lembar uang ratusan ribu dari anggota DPR.

"Saya akan di Jakarta sampai urusan selesai. Saya tidak akan pulang pergi Jatim-Jakarta dengan sia-sia. Saya akan tetap di sini menyelesaikan masalah apapun risikonya," kata Hari Suwandi.

Kirim Surat ke SBY

Pada Kamis 12 Juli, Hari Suwandi bersama istrinya, Sri Bati, berjalan kaki menuju Istana Negara. Mereka membawa surat yang berisi permintaan bertemu dengan Presiden SBY. Suwandi mengaku sebagai perwakilan korban Lapindo berharap SBY menemuinya dan menyelesaikan masalah Lapindo. Ia ditemui Sukadi, staf Sekretariat Negara. Dia berjanji tidak akan meninggalkan Jakarta hingga masalahnya kelar, dengan menginap di kantor LSM seperti Kontras dan YLKI.

Nangkring di Wisma Bakrie

Hari Suwandi beraksi di Wisma Bakrie, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel. Hari tampak beraksi sendirian di depan Wisma Bakrie. Sekujur tubuhnya berwarna abu-abu penuh lumpur. Dia juga membawa poster yang diikatkan dengan sebilah bambu berukuran 70 x 50 cm dengan tulisan "6 Tahun Lumpur Panas Lapindo - Korban Lapindo Perpres 14/2007". Suwandi menolak aksinya ini disebut mencari sensasi murahan.

"Mereka kan mau mencalonkan diri, selesaikan dulu semua permasalahan sebelum mencalonkan diri jadi presiden, agar menjadi calon presiden yang bersih," kata Hari.

Minta Maaf kepada Bakrie

Pada Rabu 24 Juli 2012, Hari Suwandi muncul bersama istrinya di TvOne. Kepada presenter Indriarto Priyadi, Hari mengungkapkan penyesalannya aksi jalan kakinya dan aksi-aksinya di Jakarta. Dia menyebut apa yang dilakukannya akibat provokasi. Setelah meminta maaf, Hari Suwandi tidak akan kembali ke kampung halamannya melainkan merantau.

"Saya Hari Suwandi sekeluarga memohon maaf sebesar-besarnya kepada keluarga besar Aburizal Bakrie, khususnya Bapak Aburizal Bakrie, yang mana dalam perjalanan saya dari Porong sampai ke Jakarta, saya banyak mencemarkan nama baik Aburizal Bakrie. Oleh sebab itu, saya sebagai manusia biasa, tak luput dari salah, sekali lagi saya ucapkan mohon maaf kepada Bapak Aburizal Bakrie, memohon maaf kepada semua keluarga besar Aburizal Bakrie dan saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada keluarga Bakrie. Karena hanya keluarga Bakrielah yang bisa menyelesaikan semua permasalahan di Sidoarjo," katanya sembari terisak.
(nrl/nrl)

No comments:

Post a Comment